Ibu menyusui yang butuh bantuan dan dukungan dari orang terkasih


 

Coba definisikan satu kata, yang menggambarkan seorang ibu. Maka akan bermunculan berbagai definisi, pengertian, dan arti dari seorang ibu. Menjadi ibu bukan perkara mudah juga bukan perkara sulit.  Menjadi ibu, adalah perkara belajar ikhlas. Memilih menjadi ibu berarti memilih untuk mau belajar. Apa saja yang perlu dipelajari? , semuanya, semua fase yang membuat kita akan menjadi seorang ibu atau sudah menjadi seorang ibu

Salah satunya, kita bisa menjadi ibu pembelajar dengan membaca beberapa pengalaman ibu ibu lain. Pengalaman pertama menjadi seorang ibu dan banyak mendengar dari kisah ibu-ibu lainnya. Jika mendengar cerita ibu ibu pada umumnya,  hamil merupakan hal yang berat, harus mengalami morning sickness, susah makan, lemas, bahkan ada yang hanya bisa tidur di kasur selama hamil. Ditambah cerita para ibu-ibu,  "hamil itu membawa perut besar selama 9 bulan. Kemana mana harus tetap dibawa".


            Setelah mengalaminya sendiri, ternyata menyusui jauh lebih mengkhawatirkan, mendebarkan, dan sesekali membuat saya terisak. Dibalik kebahagiaan orangtua mempunyai anak, ternyata ada tanggung jawab dan pengorbanan besar dibaliknya. Khanza adalah nama anak pertama saya, karena masih baru belajar menjadi ibu, saya masih sangat butuh bantuan untuk menyusui.

Memberikan asi tidak semudah menempelkan mulut bayi ke puting ibu. Diawal minggu menyusui untuk duduk, saya masih sangat harus berhati-hati dan terkadang kesulitan, karena jahitan yang belum lepas benangnya dan masih terasa senut senut. Walaupun sudah duduk di Kasur, sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk memasukkan mulut adik bayi ke puting. 



Tetapi suara tangisan bayi, masih saja terdengar, dan bayi semakin terlihat merah, berkeringat, dan menggeliat disitu saya semakin panik dan khawatir. Ada suami saya disamping saya, tetapi kondisinya juga sedang sakit asam lambung. Pengalaman pertama, yang cukup menyedihkan bagi saya, karena di tiga hari pertama pasca melahirkan, tidak bisa langsung berkeluh kesah kepada suami ataupun meminta bantuan.

 Tetapi sebagai ibu harus fokus kepada hal yang bisa kita kendalikan, yaitu berusaha untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Pernah ada rasa ingin menangis dan berteriak, tetapi tertahan. Karena ada adik bayi, yang harus segera ditolong dan diberi minum. Saat adik bayi, mulai tertidur, disitu saya mulai memupuk semangat kembali.

Memang benar jika ada yang bilang, menyusui itu berat karena hadiahnya surga, jika ringan, maka hadiahnya opak upil. Sekaligus ibu saya juga terus memberikan nasehat supaya tetap bersyukur ditengah susahnya menyusui sekaligus menjadi ibu baru. Ibu saya berkata "zaman sekarang enak, air tidak perlu nimba, masak sudah ada yang masakin, bersyukurlah banyak banyaklah bersyukur”.

Seiring bertambahnya usia khanza, ada cukup banyak, tetangga dan saudara yang menjenguk Khanza. Ada yang mengomentari bentuk fisik anak saya, ada yang membahas proses melahirkan, dan ada juga yang membicarakan bagaimana kondisi asi ibunya.

“Bagaimana?  Apakah anaknya full asi?, bagaimana?  apakah asinya lancar?”. “Tidak seperti itu,  posisi mengasihi yang benar, harusnya seperti ini atau seperti itu”. Ada juga seorang ibu, yang bercerita tentang pengalamannya tidak bisa memberikan asi kepada anaknya, ditambah dengan berbagai upaya dan tekanan dari orang orang disekitarnya hingga membuat bayinya harus mengalami penurunan berat badan.

Setelah melahirkan, saya diberi nasi yang cukup banyak oleh ibu saya dan itu semua, habis.Suami saya juga terheran, saya ternyata bisa makan sangat banyak. Karena dari zaman sebelum menikah hingga hamil, saya termasuk orang yang sangat sedikit makannya. Tetapi setelah dua hari, pola makan saya kembali seperti semula, yaitu dengan porsi yang sedikit.

Ibu saya mulai khawatir dengan hal tersebut. Tidak henti hentinya, ibu saya mengingatkan untuk menambah nasi dan memperbanyak makan sayur, sekaligus selama saya menyusui, saya sudah disiapkan lauk sendiri oleh ibu saya, yang banyak mengandung sayur untuk menambah kelancaran asi.

Karena saya tidak mengindahkan perkataan ibu saya, Mulai muncul beberapa masalah saat saya mengasihi, bayi saya mudah gumoh, bayi saya gampang terbangun di waktu malam hanya dalam jarak 15 menit, bayi saya kurang bisa menangis dengan kencang, dia hanya menangis seperti bayi yang marah dan kelaparan, bayi saya mudah cegukan, bayi saya minta ditimang selama 10 - 15 menit, sebelum ditidurkan dikasur.

Akhirnya saya kembali ke rutinitas awal yaitu, makan dengan porsi banyak dan juga saya merangkum beberapa hal di bawah ini, untuk memperlancar asi saya dan untuk mengurangi gumoh pada bayi. 


1. Tidak semua teori bisa diterapkan

Ibu baru seperti saya, yang hidup di zaman digital seperti ini, pasti akan langsung membuka mesin pencari google, saat bayinya mudah terkena gumoh. Ada banyak artikel yang menuliskan, bahwa bayi gumoh bisa ditanggulangi dengan meninggikan kepala dan menepuk punggungnya secara perlahan setelah minum asi. Nyatanya beberapa bayi tidak bisa menerapkan hal ini, ada bayi yang justru semakin mengeluarkan asi ibunya, saat menggunakan teori tersebut. Disini perasaan, feeling atau sense ibu harus berperan, karena ibu juga bisa belajar dari pengalaman sendiri, jika teori tersebut tidak bisa diterapkan untuk bayi kita. Maka naluri kita sebagai ibu, harus mencari cara lain, untuk meminimalisir gumoh pada bayi.

 

2. Jangan menelan mentah mentah saran orang lain

Layaknya masyarakat indonesia, yang berbondong bondong untuk menjenguk tetangga dan saudara yang dititipi amanah baru yaitu seorang anak. Terkadang dari mereka, ada saja dan cukup banyak memberikan komentar kepada kita. Ada salah satu tetangga yang menyarankan saya untuk tidak memegang bagian kaki bayi saat menyusui. Saya yang berstatus sebagai ibu pembelajar, cukup kesulitan dengan metode baru tersebut. Saya takut, jika anak saya terjatuh. Ditambah lagi, ibu tersebut juga menyarankan agar saya memencet dan menekan payudara saya.  Apakah saran tersebut, bisa selalu diterapkan kepada semua ibu? , nyatanya tidak seperti itu, anak saya gumoh lagi karena ibunya memencet payudara anaknya saat mengasihi. Sekali lagi, kita harus mawas dan bijak ya bu, tidak semua saran harus kita terapkan. Terapkan saran dan masukan yang sesuai dengan kondisi kita dan bayi

3. Memperkecil peluang gerakan kaki

Kita sebagai ibu, akan merasa bersalah jika bayi yang telah kita beri asi terpaksa harus mengeluarkan asI tersebut, atau yang disebut dengan gumoh. Saat bayi mulai kita tidurkan dikasur, berilah dua bantal kecil dekat kaki bayi. Hal tersebut untuk memperkecil gerakan kaki bayi, menendang nendang. Karena jika semakin banyak, tendangan bayi, maka hal tersebut akan berdampak pada perut dan nafas bayi, sehingga mengakibatkan bayi tersebut gumoh.

4.Tidak mengindahkan perkataan yang tidak perlu diindahkan

Manusia diberi otak, hati dan mulut ada yang berkomentar sesuai dengan hati kita dan ada juga yang berkomentar yang tidak sedap didengar telinga. Mulailah egois untuk hal buruk, jika ada yang mengomentari tubuh kita semakin gemuk, sekarang wajahnya bulat karena badannya gemuk.  Jangan sampai hal tersebut menjadikan kita sedih, apalagi sampai mengurangi porsi makan ibu. Sehingga berdampak buruk pada bayi.

Gejala yang ditimbulkan bayi, jika ibu mulai mengurangi porsi makan atau porsi makannya masih sedikit, yaitu bayi mudah untuk gumoh. Karena kualitas asi ibunya menurun, bayi kita menyerap apa?  Apakah bisa bayi kita hanya menyerap air putih?. Ditambah bayi mudah terbangun karena bayi terasa sangat lapar. Ibu mengasihi harus tetap makan banyak untuk kualitas asi dan untuk gizi bayi

5. Membangun pola pikir ibu

Nomor lima ini yang cukup sulit, karena berkaitan dengan mental. Memperbaiki mental atau membangun pola pikir tidak semudah menambah porsi makan ibu. Karena ada fikiran dan hati yang perlu kita lawan, yang perlu kita tenangkan.  Untuk apa?  Untuk menjaga kesehatan ibu secara lahir dan batin. Selain menjaga kesehatan fisik ibu, ibu juga perlu menjaga kesehatan mental.  Kesehatan mental ibu juga berpengaruh pada produksi asi. Jangan sampai ibu terlalu stress memikirkan bayi yang sering bangun di malam hari, memikirkan bayi yang sering bangun, saat mulai ditidurkan di Kasur.

 Merasa terlalu sedih, karena bayi sering menangis saat ditinggal mandi. Merasa lelah karena masih harus menimang bayi, padahal perut sudah minta untuk diisi. Lalu, bagaimana cara menumbuhkan dan merawat kesehatan mental ibu?. Mulailah mengobrol dengan suami. Bacalah media sosial yang berhubungan dengan kehidupan ibu sehari hari seperti ibupedia disitu ada beberapa tulisan yang berisi tentang kehidupan menjadi seorang ibu, termasuk ada cara supaya ibu tetap sehat secara mental.

Dari situ ibu bisa mulai mengambil sisi positif dari setiap kesulitan yang sedang ibu hadapi, termasuk kesulitan menjadi seorang ibu,kesulitan merawat bayi baru lahir atau kesulitan dalam mengasihi. Memintalah bantuan kepada orang orang sekitar seperti suami ibu kita atau mertua kita, karena memang ibu menyusui apalagi menyusui di masa nifas, memang butuh bantuan orang lain, jangan sampai dipendam sendiri atau merasa bisa mengerjakan semuanya sendiri.

 Ibu, boleh menangis, boleh berkeluh kesah untuk setiap kesulitan mengasihi tetapi setelah itu harus bangkit lagi. Harus semangat lagi, harus melanjutkan hidup kembali. Yang terakhir cobalah menjadi ibu yang hidup saat ini, tidak mudah berandai andai, tidak mudah menyesali masa lalu, atau sibuk membayangkan masa depan. Cobalah menjadi ibu yang hidup saat ini, ibu yang menjalani hari ini dengan sebaik baiknya dan dengan tulus ikhlas. Yang perlu ibu lakukan, hanya melalui semua ini, hanya menjalankan apa yang di depan mata, dengan sebaik mungkin

6. Menambahkan vitamin untuk memperlancar asi ibu

 Menggunakan booster asi atau vitamin khusus ibu menyusui juga berpengaruh ke kualitas dan produksi asi.  Kalau saya menggunakan vitamin untuk ibu menyusui, selain menambah kualitas asi, membuat tidur bayi nyenyak dan juga mencerdaskan bayi

7. Mempelajari masa nifas, dan menyusui

Yang sering dilupakan oleh ibu ibu hamil yaitu kurang membaca artikel tentang pasca melahirkan dan mempersiapkan masa menyusui. Selama ini, saya terlalu fokus pada hal hal yang membuat lancar persalinannya. Mulai dari membaca artikelnya hingga mempraktekkan yoga, latihan nafas,dan pijat perineum. Betapa terkejutnya saya, ternyata tidak mawas dan tidak mempelajari masa nifas dan menyusui. Harus pontang panting, dan cukup depresi dikejutkan dengan banyak kejadian baru dan tak terduga, setelah bayi saya lahir.  Disitu saya sadar, pengetahuan dan literasi itu penting dan saya tidak mempersiapkan itu semua. Jika sudah h-1 bulan melahirkan, ibu ibu selain mempersiapkan kelahiran. Ibu ibu juga membaca tentang teknik mengasihi, membaca kesulitan orang lain saat mengasihi, apa saja yang perlu dipersiapkan, kesulitan seperti apa yang biasa dialami oleh ibu mengasihi dimasa nifas. Bagaimana meletakkan putting bayi ke mulut ibu. Karena semakin banyak pengetahuan ibu, akan semakin meminimalisir stress pasca melahirkan, dan membuat ibu merasa nyaman mengasihi buah hati.

8. Ajaibnya ASI

Komposisi ASI ibu bisa berubah ketika mendeteksi penyakit pada bayi melalui air liur mereka dan kemudian menghasilkan antibody untuk penyakit itu yang dikirimkan kepada mereka dalam pemberian ASI berikutnya. Maka dari itu, bayi yang diberi ASI memiliki kasus sakit pilek dan terjangkit virus yang lebih rendah. Jadi, ketika bayi kita tidak sehat, air liur mereka akan mengandung patogen. Patogen diidentifikasi oleh reseptor kelenjar mamary ibu. Reseptor ini kemudian memaksa tubuh ibu untuk memproduksi antibody spesifik untuk melawan patogen itu, dan antibody itu menyebar melalui ASI kembali ke tubuh bayi ibu. Jangan takut, ASI ibu tidak cukup , harus percaya dan harus yakin kepada yang menciptakan ASI. ASI ibu pasti dicukupkan untuk semua bayi bayi ibu, karena semuanya sudah diatur dan dicukupkan rezekinya. Termasuk rezeki bayi kita, juga pasti sudah dicukupkan. Tugas kita sebagai ibu, menjalankan fitrah dengan sebaik sebaiknya  dengan cara berusaha dan berdoa.

Pasti masih banyak kisah ibu mengasihi, baik itu kisah bahagia ataupun kisah sedih. Yang harus dipahami dalam konsep mengasihi, belajar menerima kesulitan dan kemudahan ibu dalam mengasihi. Jika ibu, sudah dalam fase menerima sebuah kedaan maka secara tidak langsung, ibu akan dalam lingkup kebahagiaan. Begitu juga bayi, dan ibu akan berusaha untuk mencari solusi dan terus mau belajar. 


Sumber :

Bidankita
Google
Youtube
Hai bunda




Komentar

  1. Aku baru tau tentang patogen2 itu. Jd itu kenapa ya banyak orang bilang bayi lebih sehat kalo nyusu ASI.

    BalasHapus
  2. sebagai orang yang baru saja menikah, artikel ini benar-benar sangat berguna bagi saya, saya jadi tahu tekanan ketika menjadi ibu terutama masa menyusui. saya rasa artikel ini sangat bagus, untuk membuka mata semua orang, bahwa pada fase menyusui tidak selalu menyenangkan. sehingga orang-orang juga bisa memaklumi perbedaan atau tidak mudah memberikan komentar yang bisa saja menyinggung.

    BalasHapus
  3. Terima kasih informasinya, sangat bermanfaat terutama bagi mereka yang baru menjadi seorang ibu...

    BalasHapus
  4. Tetap semangat para Ibu yang luar biasa.
    Saya yang mendampingi proses melahirkan istri dan proses menyusuinya melihat betul perjuangan luar biasa seorang ibu untuk anaknya. Semoga selalu disehatkan, Kak.

    BalasHapus
  5. masya allah, banyak banget manfaat air susu ibu. Bukan 'sekedar' air biasa, tapi lebih dari itu, termasuk bonding ibu dan anak saat menyusui. Termasuk peran ayah juga membantu ibu yang sedang menyusui bisa dimulai dari bantu bebenah rumah biar mamak ga pening dan ASI nya lancaar. hihihi.

    semangat ya para busui

    BalasHapus
  6. Perjuangan ibu memang luar biasa ya kak. Mulai dari mengandung sampai menyusui. ASI memang obat termanjur untuk anak ya mba ketika bayi

    BalasHapus
  7. Ikut belajar jadi ibu lewat artikel ini

    BalasHapus
  8. Saya calon ayahh..jadi tahu perjuangan seorang perempuan

    BalasHapus
  9. Informasi seperti ini wajib baca juga nih buat para calon ayah, biar bisa mendukung ibu menyusui. K

    BalasHapus
  10. I feel you mbak! Semangat yaa.. Aku juga tau banget rasanya belajar mengasih kayak apa. Dan gagal! Sekarang aku bisa cerita gini, kalau dulu mah nangis juga. Sampe anak ke 3 ini yang sekarang usia 9 bulan aku jadi ibu eping. Dah itu yang paling cocok buat aku. Yang penting full asi 6 bulan. Semangat ya mbak!

    BalasHapus
  11. Sebagai salah seorang yang berkecimpung di dunia kesehatan, ulasan Mba sangat mewakili apa yang selama ini menjdi masalah ibu baru. Ya, salah satunya tentang budaya literasi yang harus dipersiapkan sejak dini, tak terfokus pada jelang persalinan, tapi juga pasca salin. Terutama kesiapan untuk selalu mempertahankan kesehatan mental.

    BalasHapus
  12. masya allah iya boleh koknangisss bolehberkeluh kesah tapi tak boleh mneyerah yaaa... sini mbak puk puk puk...duh aku merasaka pernah asi seret bahkan anak pertama ankku nyari sgak bisa nyusu ya allah .. semangat y mbak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun kebahagiaan keluarga dengan petualangan oreo wafer

Education is first step, for creating sustainable technology

Bisnis barang bekas jadi satset pakai kiriminaja