Jeda Kehidupan

  Memasak merupakan keterampilan, bukan bakat atau keturunan yang didapatkan dari lahir. Lalu, keterampilan memasak ini harus dipelajari oleh siapa?. Apakah hanya perempuan? atau laki-laki saja, atau justru keduanya. Masing-masing keluarga, jelas berbeda ya. Ada yang sedari kecil, orangtuanya mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan sama. Sama-samaharus bisa beberes, cuci piring, atau memasak. Begitu juga, ada orangtua yang tidak memandang gender untuk permainan, contohnya, perempuan boleh bermain mobil-mobilan dan juga bermain bola.  Apa yang kita pelajari dari kecil, termasuk yang diajarkan orangtua kita, itu sangat berpengaruh di kehidupan kita selanjutnya. Seperti ibu saya tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk membantu ibunya di dapur. Jujur waktu masih kecil, saya sering melihat ibu saya sangat kerepotan, mulai dari mengurus anak, membereskan rumah, mengantarkan sekolah, hingga memasak. Alhasil anak-anak ibu saya baik yang perempuan atau yang laki-laki. Tumbuh menjadi orang yan

Memang tidak pernah ada, sekolah menjadi orang tua, tetapi orang tua selalu melakukan, berusaha dan berdoa yang terbaik untuk anak-anaknya.Terlepas bagaimanapun profesi orang tua, status pendidikan orang tua, status sosial orang tua, dan kondisi ekonomi orang tua. Sebelum kita lahir di dunia, orang tua kita sudah sangat menyayangi kita. Kita lahir, dirawat, dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Bahkan untuk mandi dan makan saja kita selalu dibantu orang tua. Orang tua mensyukuri dan bahagia atas itu semua. Bersyukur menjadi orang tua di zaman digital saat ini, terdapat banyak kemudahan untuk mencari ilmu, salah satunya lewat gadget. Mulai dari ilmu promil, ilmu kehamilan, ilmu menyusui, ilmu mpasi, ilmu menghadapi anak tantrum, hingga ilmu menghadapi kondisi psikologis remaja. Alhamdulillah sebagai orang tua, saya selalu memanfaatkan ilmu gratis yang berseliweran di media sosial. Untuk selalu mengupgrade ilmu parenting saya, supaya menjadi orang tua yang glow up. Hingga saya menemukan

    Anak gtm, muntah, anak sakit demam, berantakin mainan. Selalu ada saja pemicu Untuk memunculkan stress pada diri bunda. Zaman digital segalanya mudah diakses, mulai dari tips parenting, menu mpasi, cara mengatasi anak tantrum, hingga cara dekat dengan anak usia remaja.     Sayang nya banyak para bunda yang menghealing lewat media sosial ditengah himpitan kesibukannya. Lalu kira-kira apa ya bunda, yang muncul seliweran di media sosial?     Pasti anak yang lahap makan, padahal anak kita lagi gtm parah. Anak yang udah lancar jalannya, padahal anak kita 15 bulan masih belum bisa jalan. Orangtuayang sabar banget ngadepin 2 toodler yang lagi berantem, lah kita kelepasan mulu.      Buka media sosial pingin ngilangin stress kenapa tambah pusing ya, terus gimana dong?. Padahal kalau gak scroll media sosial, ngerasa stressnya belum ilang, kayak kepikiran terus gitu. Apa harus di unfollow aja ya, akun akunnya, bikin insecure, over thinking, padahal pingin healing.      Sebenarnya insecure dan

Mudah lapar, capek, sering begadang, sering minum air putih, banyak makan. Merupakan hal-hal yang sering dialami oleh ibu menyusui. Proses menyusui, merupakan proses yang menyenangkan sekaligus proses yang melelahkan, bikin ngantuk, kadang juga bikin bingung. Kok tiba-tiba asiku seret. Sabar ya bun, menyusui memang banyak tantangannya. Tapi pasti ada juga solusinya. Berikut ini saya mau menuliskan beberapa asi booster murah meriah, yang mudah didapatkan, tersedia disekitar kita dan pastinya harganya terjangkau dan bahkan gratis. 1. Air putih Untuk menjaga produksi asi, mengonsumsi air putih yang cukup, merupakan salah satu asi booster supaya produksi asi tetap terjaga. Dahulu saya kira, makan banyak sudah cukup untuk memproduksi asi, hingga bayi yang saya susui, bibirnya mengelupas, dari situ saya sadar, ternyata air putih juga sangat penting, walaupun asi sudah lancar, karena juga menjaga ibu dan bayi supaya tidak mudah dehidrasi. Tips untuk busui yang masih asi eksklusif sediakan 1 l

 6 hal yang sering dilupakan bunda, dalam menyambut kelahiran bayi. Kelahiran bayi, selalu jadi momen bahagia untuk orangtua dan keluarga, orangtua yang sudah menyiapkan semuanya untuk kelahiran bayi, mulai dari nama, aqiqah, foto bayi waktu baru lahir, dokumentasi melahirkan, tempat melahirkan, baju bayi, kamar bayi, mainan bayi, tas khusus bayi, hingga merk diapers. Namun 6 hal di bawah ini, sering dilupakan bunda, dalam menyambut kelahiran bayi 1. Keikhlasan Rencana manusia tetaplah rencana, adakalanya sesuai dengan rencana kita, ada kalanya bunda harus ikhlas, dengan semua rencananya, metode melahirkan, teori saat kontraksi, teori latihan nafas. tentu sudah disiapkan bunda, dari jauh jauh hari. Tetapi ada kalanya kendala datang, bahkan di menit terakhir, saat bayi kita akan lahir. Yang membuat bunda, harus ikhlas merubah metode persalinan 2. Kesabaran Banyaknya saudara, kerabat dan teman yang menjenguk bunda dan si bayi, tidak selalu mereka semua bisa menjaga ucapan, adakalanya kit

       Mpasi selalu menjadi momen mendebarkan, khususnya untuk ibu baru seperti saya. Tidak ada salahnya juga ya, untuk bunda-bunda yang punya bayi ke 2 atau ke 3. Membaca artikel ini, barangkali isi artikel relate dengan kondisi bunda. Yang membuat MPASI menjadi sesuatu yang mendebarkan, biasanya disebabkan oleh : 1. Cerita bunda bunda, tentang mengerikannya dan sulitnya mengatasi bayi yang mogok makan. 2. Berat badan bayi, merosot 3. Bayi, pilih pilih makanan 4. Bayi alergi dengan makanan 5. Overthinking dengan ribetnya MPASI dan susahnya MPASI. 6.  Kesulitan mengatur waktu, untuk memasak MPASI, sedangkan bayi pinginnya nempel   Ada beberapa tips yang bisa dicoba, supaya tidak degdegan lagi, saat menghadapi masa MPASI bayi.           Mempersiapkan MPASI lebih dini, saat sudah menjadi bunda, tentu bukan hal yang mudah untuk membagi waktu, jika sudah mempunyai bayi. Cukup punya banyak waktu untuk makan dan mandi, sudah sangat bersyukur. Maka dari itu, belajar MPASI 3 bu

       Saya percaya sembilan dari sepuluh orang, memilih bahwa kesehatan adalah hal yang lebih penting dibandingkan uang sekalipun. Semua manusia, pasti ada masa pernah merasakan sakit. Baik itu sakit secara fisik, atau sakit secara psikologis. Orang tua sakit, cepat cepat dibawa ke rumah sakit, anak sakit, cepat-cepat dibawa ke rumah sakit, saudara sakit, cepat cepat dibawa ke rumah sakit, lalu bagaimana kondisi di rumah sakit?. Pasti penuh dan antri, semua pasien diharuskan menunggu, mengambil nomor antrian, meninggalkan beberapa kesibukan untuk mengantri dan juga tidak sedikit yang menunggu hingga tertidur.      Masa pandemi seperti saat ini, mendatangi rumah sakit merupakan sebuah ketakutan untuk beberapa orang. Mereka lebih memilih menunda untuk imunisasi bayinya, menunda berobat ke rumah sakit, jika belum parah sakitnya. Kesehatan fisik dan mental merupakan salah satu kebahagiaan dalam diri seseorang. Kurang lebih awal tahun 2020, Indonesia dan juga di beberapa negara lain, s