Suami istri masak, bikin bumbu rumah tangga terasa manis

 


Memasak merupakan keterampilan, bukan bakat atau keturunan yang didapatkan dari lahir. Lalu, keterampilan memasak ini harus dipelajari oleh siapa?. Apakah hanya perempuan? atau laki-laki saja, atau justru keduanya. Masing-masing keluarga, jelas berbeda ya. Ada yang sedari kecil, orangtuanya mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan sama. Sama-samaharus bisa beberes, cuci piring, atau memasak. Begitu juga, ada orangtua yang tidak memandang gender untuk permainan, contohnya, perempuan boleh bermain mobil-mobilan dan juga bermain bola.


 Apa yang kita pelajari dari kecil, termasuk yang diajarkan orangtua kita, itu sangat berpengaruh di kehidupan kita selanjutnya. Seperti ibu saya tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk membantu ibunya di dapur. Jujur waktu masih kecil, saya sering melihat ibu saya sangat kerepotan, mulai dari mengurus anak, membereskan rumah, mengantarkan sekolah, hingga memasak. Alhasil anak-anak ibu saya baik yang perempuan atau yang laki-laki. Tumbuh menjadi orang yang tidak mempunyai keahlian memasak. Jujur, karena saya tidak punya keahlian memasak, saya sangat takut sekali waktu itu untuk menikah. Bagaimana saya bisa menjadi ibu rumah tangga, saya adalah perempuan yang tidak bisa memasak. Saya juga tidak memiliki kesempatan untuk belajar memasak di masa kuliah saya, karena saya bukan anak kos-kossan, setiap harinya saya selalu memakan masakan buatan ibu saya. Hingga akhirnya, saya ingin bekerja yang cukup jauh dari rumah. Tetapi ternyata tempat bekerja saya, tidak mengharuskan saya membeli atau memasak makanan sendiri. Karena sudah disediakan tempat tinggal beserta makanan siap saji sehari tiga kali untuk semua guru dan staff selama bekerja di tempat tersebut. Masa-masa muda saya disibukkan dengan kuliah dan kerja.



 Saat akan menikah, saya sempat minder, karena tidak mempunyai keahlian memasak, saya sering menyampaikan berkali-kali kepada calon suami saya. Apakah mau menerima kekurangan saya, tidak bisa memasak?. Karena setelah menikah saya harus mengundurkan diri dari pekerjaan  dan otomatis saya harus langsung terjun ke dapur untuk memasak dan menyiapkan masakan untuk saya dan keluarga saya. Beruntungnya suami saya, memahami kondisi saya yang sama sekali tidak bisa memasak.



Awal menikah, peran suami saya dalam urusan perdapuran yaitu, memberikan saran menu. Karena saya masih kebingungan harus masak apa, dan masakan apa yang bisa digunakan full sehari. Saat libur kerja, suami saya menyempatkan waktu untuk membantu di dapur, saya dan suami saya berkolaborasi. Kita memang memasak makanan yang sangat mudah. Suami saya merancang bumbu, saya mengupas bumbu, suami saya meracik bumbu dan memasaknya, saya bagian mencuci bahan-bahan dan perlengkapan memasak. Berkolaborasi di dapur atau suami istri memasak, memang sudah kita lakukan di awal menikah. Karena Alhamdulillah dalam keluarga suami saya, tidak ada perbedaan gender dalam urusan rumah tangga, baik itu memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.



 Lalu bagaimana pandangan masyarakat sekitar tentang suami saya yang sering terjun membantu urusan memasak, hingga urusan beberes. Alhamdulillah hal tersebut merupakan hal yang normal saat ini, masyarakat sekitar menyebutnya dengan kerjasama yang baik. Bukan membantu istri, karena memang beberes termasuk memasak bisa dilakukan oleh suami istri, hanya saja pembagiannya di masing-masing rumah tangga berbeda-beda. Beruntung suami saya selalu bisa saya ajak kolaborasi, dalam urusan dapur dan beberes. Alhamdulillah dari situ, saya dan harapannya keturunan saya nanti, bisa menciptakan generasi yang tidak membedakan gender untuk urusan dapur dan rumah tangga lainnya. Laki-laki dan perempuan sama

Lalu bagaimana pendapat saya sebagai istri tentang suami yang juga ikut masak di dapur

1. Saya sangat senang karena urusan memasak bisa selesai sehingga sisa waktu lainnya bisa digunakan untuk mengerjakan hal lain

2. Meningkatkan keharmonisan rumah tangga

3. Meningkatkan kesehatan mental saya sebagai istri 

4. Menumbuhkan rasa percaya terhadap pasangan

Menu apa saja yang biasa saya masak bersama dengan suami?

1. Nasi goreng

2. Semur ayam

Dua menu tersebut sering saya masak bersama dengan suami, karena suami saya pandai meracik bumbu untuk masakan tersebut. Mulai dari menentukan jumlah bawang. Apalagi suami saya jago mengulek bumbu, saya merasa sangat terbantu, gak bikin capek masak hehe. Kebetulan rumah tangga kita, lebih suka bumbu masak yang diulek bukan diblender, dan saat proses mencampurkan bumbu nasi goreng ke nasi. Jelas itu tugas suami saya ya, karena badannya lebih kuat dan takaran bumbunya lebih pas.



 Jujur saya pribadi lebih suka rasa masakan suami saya daripada masakan saya sendiri. Karena percampuran bumbunya yang pas, dan suami selalu menambahkan kecap ABC disetiap masakannya. Jadi saya gak khawatir soal rasa, dan dijamin happy saat memasak hasil masakan suami saya. Jelas ya, bagian cuci piring dan bersih-bersih saya, sembari menunggu suami menggoreng nasi atau mencampurkan bumbu untuk ayam semur. Bagaimana dengan anak saya, apakah menyukai rasa masakan ayahnya?Sudah jelas, anak perempuan saya, menyukai hasil masakan ayahnya. Kalau makan nasi goreng dan ayam semur buatan ayahnya, anak saya bisa makan lahap dan anti gtm, bahkan sampai minta nambah. Apalagi rahasianya kalau bukan dari kecap ABC, yang bikin keluarga lahap makan dan ibu happy.



 Kenapa saya mengkampanyekan kegiatan suami istri masak?. Selain untuk meningkatkan kesehatan mental sebagai istri. Kampanye suami istri masak ini juga sudah berjalan mulai dari tahun :

2018 kampanye diinisiasi

2019 inisiasi kampanye selama hari kesetaraan perempuan

2020 kolaborasi dengan platform edukasi untuk melibatkan anak anak dalam kampanye hari kesetaraan perempuan

2021 kolaborasi dengan titi kamal dan christian sugiono untuk menekankan tentang pentingnya kolaborasi suami dan istri di dapur. Semogacerita tentang kolaborasi saya bersama suami saat di dapur, bisa menginspirasi para suami istri lainnya, bahwa memasak dengan suami bukan hanya tentang rasa dan kebersihan dapur, tetapi juga tentang keharmonisan, membangun bonding yang kuat, dan meletakkan rasa saling percaya pada pasangan. Cerita kolaborasi di dapur ini, terinspirasi dari video kecap abc, yang menceritakan tentang suami istri memasak, yang mana sebelumnya para istri merasa khawatir jika memasak dengan suami, sampai akhirnya mereka bisa meletakkan kepercayaan kepada suaminya untuk memasak bersama. Versi full video lengkapnya bisa ditonton di bawah ini. Jadi kapan bu? mau ngajak suaminya masak bareng? Setiap weekend yuk bu. :)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun kebahagiaan keluarga dengan petualangan oreo wafer

Education is first step, for creating sustainable technology

Bisnis barang bekas jadi satset pakai kiriminaja