Bagaimana perempuan Indonesia menyikapi perubahan trend fashion

 


Wanita yang mudah tergiur barang lucu

Waktu kecil inget banget, pingin beli rok yang dijual sama temen aku. Kebetulan waktu itu masih usia SMP. Belum punya penghasilan sendiri untuk barang yang waktu itu aku anggap mewah seperti baju dan rok.

Aku 8 bersaudara dengan 6 saudara perempuan. Banyak sekali memang saudaraku. Maka dari itu, waktu aku minta beli rok sama ibu. Ibuku hanya diam dan senyum.

Waktu itu, bener bener sedih karena itu pasti sebuah isyarat ibu yang artinya aku gak bisa beli rok itu, karena ada kebutuhan lain yang lebih penting.

Layaknya pemikiran anak smp yang hanya berfikir pendek dan menuruti nafsu, "andai aja aku udah kerja dan punya uang banyak. Pasti bisa beli rok dan baju yang aku mau."

Surga dunia banget, kalau ibu belikan baju selain hari lebaran, pasti langsung dipakai sambil senyum-senyum depan kaca.



Mulai tersadar hanya baju itu, yang sering dipakai

Tapi itu dulu ya gais ya. Semenjak kerja di tahun 2016 sampai sekarang, bisa dihitung aku beli baju sekitar 4 kali aja. Aku malah banyak pertimbangan kalau mau beli baju, dan ujung-ujungnya gak jadi beli.

Kebetulan kakakku usaha jual baju jadi aku dan saudara perempuanku yang lain sering dikasih baju gratisan. Bahkan karena saking seringnya dapat baju, beberapa baju yang layak pakai dan gak ada cacatnya aku berikan ke beberapa orang, supaya usia baju tersebut lebih panjang.



Lingkungan Indonesia yang tidak mendukung fashion ramah lingkungan 

Lingkunganku dari kecil, banyak dikelilingi sama perempuan. Baju atau fashion menurutku sangat berpengaruh ke kaum hawa. Karena apa? Karena perempuan itu detail banget, bahkan pakaian yang dipakai saudaranya dilebaran tahun kemarin masih diingat sampai tahun berikutnya. 

"Ih kok baju lebarannya dari tahun ke tahun sama aja, gak punya uang kali ya, buat beli baju lebaran."

Hal-hal seperti itu, yang bikin susah banget buat nerapin sustainable atau gaya hidup berkelanjutan dibidang fashion atau busana.

Pengalamanku juga waktu masih kerja, kerja di boarding school yang disediakan tempat tinggal juga untuk guru-gurunya dan mayoritas teman kerjaku perempuan. 

Obrolan sehari-harinya gak jauh dari beli baju, baju diskonan, bajumu kok bagus. Belum lagi kalau ada teman nikah atau lebaran, bingung beli baju, atau bahkan ada yang bilang, gak punya baju buat ke nikahan teman. Padahal baju di lemari numpuk-numpuk sampai gak cukup lemarinya. Kalau sudah seperti ini nih, anak-anak yang masih muda bakalan susah nabung, dan ngerasa gajinya selalu gak cukup. Yang lebih parahnya lagi, baju yang dipakai itu-itu aja, padahal sering beli baju kan? Berarti banyak banget baju yang gak dipakai di almari.



Meneliti lebih jauh isi lemari

Tepatnya setelah nikah mulai tahun 2021 aku lebih peduli dengan isi lemariku. Kalau mau beli,aku akan menerapkan 3 hal ini.

Apakah benar aku butuh pakaian ini? atau ada baju yang mempunyai fungsi yang sama dengan baju yang akan aku beli.

Apakah aku sudah mengecek kembali isi lemariku supaya bisa re-wear baju baju yang ternyata sudah lama tidak terpakai?.

Yang ketiga yaitu, Memadu padakan baju, supaya terlihat segar dan seperti baru.

Alhamdulillah dari situ, isi lemariku sudah tidak terlihat penuh dan menyesakkan mata lagi.



Mencari support system untuk mendukung fashion ramah lingkungan 

Setelah punya suami, jadi lebih detail lagi perhatianku pada dunia fashion.

Waktu itu, mau pindahan dari Malang ke Surabaya. Suamiku berpesan, bawa baju yang memang dipakai. Dari situ aku tersadar, ada banyak banget baju, yang hanya berfungsi sebagai penghias isi lemari. Jarang dipakai, bahkan lima bulan yang lalu terakhir dipakai. Momentum pindah ke Surabaya sekaligus jadi momen aku decluttering.

Decluttering ini memang butuh dijadwalkan ya. Karena decluttering ini manfaatnya sangat banyak. Sebelumnya, kita pahami dulu apa pengertian decluttering. Decluttering yaitu upaya untuk menyingkirkan barang-barang yang gak dipakai di rumah. Decluttering artinya menyortir dan memilah barang supaya terlihat rapi. Yang sudah tidak pernah dipakai bisa diberikan ke orang lain jika masih bagus. Atau bisa dipakai sebagai kain lap, jika memang sudah tidak layak pakai.

Ikut webinar dan kelas online lainnya untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Zaman sekarang, ilmu dan komunitas sangat mudah didapatkan. Sudah banyak yang mendukung trend fashion ramah lingkungan saat ini. Bahkan yang mendukung trend ini, bukan orang biasa. Influencer yaitu orang yang berpengaruh di media sosial, sudah banyak yang menerapkan gaya hidup seperti ini. Sudah ya, jangan minder lagi kalau ke kondangan selalu pakai baju yang sama. 



Tepatnya 2021 aku menerapkan gaya hidup minimalis

Gaya hidup minimalis adalah gaya hidup sederhana yang bisa menciptakan ketenangan dan membuat seseorang yang lebih bahagia. Seseorang dengan konsep gaya hidup minimalis, bukan berarti gak boleh beli baju sama sekali. Tapi kalau mau beli, coba cek lagi isi lemari apakah ada baju dengan fungsi yang sama atau ada baju yang bisa dipadu padakan supaya terlihat segar.

Saat itu 2021, pertama kalinya aku pindahan dengan baju yang sangat minim. Karena pak suami terus menerus mengingatkan, bawa baju hanya yang dipakai. Alhasil aku menjadi lebih puas dan bahagia, karena semua isi lemariku terpakai. Lalu bagaimana dengan rasa bosan, saat hanya memakai baju yang itu-itu aja, tidak ada tambahan baju baru.

Disini aku mulai belajar dari media sosial tentang gaya hidup minimalis. Bagaimana caranya memadu padakan baju supaya terlihat segar. Aku banyak belajar dari artikel laruna untuk me-refresh caraku berpakaian, yang pasti untuk urusan baju, aku harus merasa nyaman terlebih dahulu.

Sudah di level bodo amat dan gak malu, kalau hanya menggunakan pakaian yang hanya itu-itu saja, yang terpenting aku merasa nyaman. Jangan sampai waktu kita terbuang, hanya untuk berfikir, besok pakai baju apa?. Padahal ada banyak hal penting yang harus kita selesaikan.



Tenang ada laruna

Bakalan mumet sih untuk kaum wanita urusan perbajuan seperti ini. Misal ada acara nikahan, urusan kerja, arisan, nonton konser atau lebaran, hampir semua wanita bimbang. Pakaian yang seperti apa yang sedang tren saat ini?. Kalau aku pakai pakaian seperti ini, apakah sesuai dengan tren saat ini? Kalau aku beli baru, yah sayang dong hanya ngikutin gengsi ujung-ujungnya cuma akan numpuk di lemari aja.

Aku selalu cari referensi dari artikel-artikel yang dipublish oleh laruna, karena bakalan ngasih ide-ide segar. Tentang Fashion seperti apa yang sedang tren saat ini, fashion seperti apa yang cocok untuk nonton konser, dan masih banyak lagi. Bahkan artikel laruna juga menulis event fashion yang tengah berlangsung. Ada juga tulisan tentang dampak kalau kita belanja baju secara impulsif, fashion yang dibuat dari limbah produksi baju,dan masih banyak lagi.

Benefit memilih fashion ramah lingkungan 

Keuntungan yang kita peroleh dari memaksimalkan pakaian yang ada di lemari kita. 

Sudah pasti, bumi juga terkena dampak dari limbah fast fashion. Limbah fast fashion, menyumbangkan polusi terbesar kedua di dunia. 1,2 milliar ton emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh industri tekstil di dunia. Peluk bumi kita yuk, lebih sayangi bumi dengan memilih fashion yang ramah lingkungan.

Orang-orang yang tidak mudah tergiur dengan perubahan trend fashion, lebih memilih baju yang timeless bisa digunakan kapan aja. Mereka jauh lebih sehat secara finansial. Karena uangnya tidak habis hanya untuk beli baju yang digunakan hanya untuk sekali acara. Boleh banget, kalau baju lebaran kita, kita fungsikan juga untuk baju kondangan. Gakpapa banget, kalau kita dateng ke kondangan dengan baju yang sama terus. Toh, kondangan juga gak setiap hari, sebulan sekali belum tentu. Uang bisa kita tabung untuk pengeluaran penting lainnya. Tidak habis hanya untuk menuruti trend fashion.

Jika kita tidak terbiasa untuk berbelanja fast fashion atau beli baju secara impulsif. Selamat! kita termasuk orang yang sehat secara mental. Sikap kita yang menumpuk clutter dan senang belanja impulsif adalah manifestasi dari emosi atau stress yang tidak terselesaikan.

Dampak buruk fast fashion

Karena memang kenyataannya dunia fashion sangat cepat berubah. Baru keluar model seperti ini, belum tiga bulan sudah mengeluarkan model baru kembali. Bahkan dunia fashion juga berani membayar aktris dan aktor, mencari selebgram yang berpengaruh untuk menaikkan omzet penjualannya. Era digital saat ini, lebih mengerikan lagi ya, ada yang namanya iklan pakai ads. Iklan ini, bisa mengidentifikasi orang-orang mana saja yang tertarik untuk membeli baju. Udah gak perlu jauh-jauh untuk melihat baju, cukup dari layar handphone saja sudah banyak sekali yang muncul model baju terbaru dan sangat bagus. Yang terkadang membuat kita lapar mata, hingga ujung-ujungnya beli padahal kita tidak membutuhkannya.

Untuk aku pribadi berfikir berkali-kali untuk urusan membeli baju. Hal ini tidak hanya berlaku untuk aku aja. Semenjak aku punya anak aku terbiasa membelikan baju preloved atau bekas untuk anakku yang masih layak pakai. Atau bisa juga membeli yang agak mahal di awal tujuannya supaya bisa dipakai lebih lama untuk adiknya atau diberikan ke saudara. Mengingat baju bayi hanya dipakai selama 3 bulan dan baju anak-anak yang terus berganti ukuran karena memang mereka masih masa pertumbuhan.

Karena tidak hanya baju orang dewasa juga, baju bayi dan anak-anak sekalipun juga sangat cepat berubah trendnya. Mulai dari modelnya, motifnya, harganya juga bervariasi karena saingannya sangat banyak.

Penutup
Aku awali dari diriku sendiri lalu menularkan kepada banyak orang, khususnya perempuan Indonesia lewat tulisan ini. Supaya tidak mudah lapar mata sehingga berbelanja baju secara impulsif. Mari cari support system dengan mencari referensi fashion ramah lingkungan di artikel laruna, untuk lebih menyayangi bumi yang kita tempati. Yang pasti untuk mental dan finansial yang lebih sehat.

Sumber:

Artikel laruna

Instagram cslestari

Instagram lyfewithless

Populix

Tanam duit.com

Its news


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun kebahagiaan keluarga dengan petualangan oreo wafer

Education is first step, for creating sustainable technology

Bisnis barang bekas jadi satset pakai kiriminaja