Lima langkah yang bisa kita lakukan sebelum membeli baju

 


Sebagai seorang wanita yang ingin menjaga lingkungan sekaligus ingin terlihat menarik saat menghadiri sebuah acara. Untuk terlihat menarik umumnya para wanita, memperbaiki make up atau baju yang dikenakan. Saya sebagai wanita yang tidak fashionable, mengajak diri saya dan para pembaca untuk bisa berkreasi dengan apa yang ada di dalam rumah kita. Berkreasi dengan apa yang ada di dalam almari kita.

Kenapa kita harus bisa fashionable dengan apa yang ada dalam almari kita?. Kita harus sadar, merasa tertampar dan memperbaiki diri, bahwa semakin banyak limbah pakaian. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2021 melalui SIPSN mengungkapkan, Indonesia menghasilkan 2,3 juta ton limbah pakaian. Di Indonesia, sebanyak 70% bagian tengah sungai citarum ditemukan telah tercemar mikro plastik, berupa serat benang polyester yang berasal dari industri tekstil. Fakta ini berhasil ditemukan Pusat Riset Oseanografi Institut Pertanian Bogor. Hal ini hanya sekelumit data, masih banyak fakta membahayakan akibat limbah pakaian.



Gaya berbusana kita, pasti berpengaruh ke lifestyle dan juga berpengaruh ke kehidupan yang akan datang. Kehidupan yang akan datang, berkaitan dengan anak cucu kita, berkaitan dengan bumi yang kita tempati. Seperti sebuah lagu, "umur siapa yang lebih panjang? Umurku atau umur bumi." Bagaimana kita bijak saat membeli baju, bagaimana kita menjaga bumi supaya bisa berumur lebih panjang. 

Yang lebih sedih, terkadang banyak baju hanya sebagai pajangan, tidak pernah dipakai apalagi disentuh. Lalu kita masih berburu baju diskon, masih mencari model baju terbaru rekomendasi dari influencer, masih beli baju hanya untuk menghadiri satu acara. Padahal ada banyak opsi lain yang lebih bijak, sebelum kita membeli baju.

1. Menyewa baju



Untuk acara yang terkadang hanya terjadi beberapa tahun sekali atau mungkin, sekali seumur hidup. Kita bisa menggunakan jasa persewaan baju, jasa persewaan baju sudah banyak terdapat di beberapa daerah di indonesia. Harga yang bervariatif sehingga membuat bisnis persewaan baju masih banyak peminatnya. Omset ratusan juta yang didapat dari pemilik bisnis persewaan baju. Membuat bisnis persewaan baju, semakin banyak peminatnya. Ada sekarang bisnis persewaan baju casual, dress sederhana, semakin banyak pilihan yang beragam dengan kondisi baju bersih, wangi, dan hygienies.

2. Memperbaiki baju



Ada pembaca disini yang mempunyai hobi suka merobek celana?. Baru dipakai atau baru dibeli, sudah robek celananya. Daripada celana dan pakaian robek langsung dibuang begitu saja. Lebih baik, kita perbaiki terlebih dahulu kita jahit terlebih dahulu. Ada banyak tutorial di youtube tentang menjahit, baik dengan tangan ataupun dengan mesin. Hitung-hitung skill kita bertambah, yang lebih penting lagi kita tidak menjadikan pakaian tersebut clutter yang menjadikan rumah kita semakin sempit. Lebih hebatnya lagi, jika kita memperbaiki pakaian kita, berarti kita turut andil melestarikan lingkungan dengan tidak menambah jejak sampah pakaian.

3. Saling tukar baju



Saling tukar baju masih layak, masih menjadi suatu hal yang aneh di Indonesia. Saya teringat, waktu saya masih di pesantren, ada beberapa teman saya, suka pinjam-pinjam baju dan kerudung temannya. Anak-anak yang suka pinjam ini, padahal dia juga punya banyak baju yang layak. Tapi karena hanya berdasarkan rasa bosan, dia jadi suka gitu pinjam-pinjam baju temannya, padahal baju temannya juga bukan baju baru. Nah, rasa bosan sama isi baju di almari kita merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada manusia terutama wanita. Saling tukar pakaian layak, juga bisa menjadi ajang market yang menjajikan di Indonesia. Tentunya, barang-barang yang akan ditukar harus layak pakai dan lolos kurasi, ditempat aku tinggal, di Sidoarjo belum ada market untuk saling tukar pakaian layak pakai. Semoga aku dan kamu yaitu kita, bisa mengadakan market saling tukar pakaian layak pakai untuk memperpanjang usia baju, sehingga bisa mengurangi limbah pakaian. Berdampak sehat terhadap bumi dan juga dompet kita.

4. Lungsuran baju



Saya sebagai pecinta lingkungan dan juga seorang ibu. Saya sering menggunakan pakaian lungsuran untuk anak-anak saya. Saya menyadari anak saya tumbuh dengan cepat, baju-baju yang mereka kenakan. Akan secepatnya digantikan oleh ukuran yang baru. Saya lebih suka mengenakan baju bekas atau lungsuran untuk kedua anak saya, apalagi jika masih berusia di bawah 2 tahun, pertumbuhannya sangat cepat. Selama masih ada baju lungsuran dari kakaknya atau sepupunya sekaligus masih sangat layak pakai, saya lebih memilih mengenakan baju lungsuran untuk anak saya. Saya tidak malu menerapkan hal ini, dan ini merupakan suatu hal yang normal. Suatu hal normal memanfaatkan pakaian layak dan tidak menjadi clutter apalagi sampah di TPA.

5. Menggunakan ide kreatif untuk memadu padakan baju


Padu padan kain juga bisa menjadi opsi, untuk melihat gaya berpakaian kita lebih fresh. Padu padan kain tradisional dengan pakaian lama kita juga bisa menjadi ide yang menarik. Baju di almari kita yang terlihat biasa dan mungkin membosankan. Bisa terlihat baru karena ide sederhana mix and match isi alamari kita. 

Ada kain jarik bekas gendongan anak kita yang sudah tidak terpakai, gunting beberapa sisi, dipadupadakan dengan kain lain berwarna senada. Ada baju batik yang biasa dipakai bekerja, terlihat sangat membosankan. Gunting beberapa sisi, gabungkan saja dengan kain berwarna netral. Sudah bisa bekerja dengan tampilan baju lebih fresh hasil padu padan kain. Bisa juga kain jarik yang lama tidak terpakai, jahit hingga berbentuk rok atau celana, kenakan kaos santai sebagai atasan, sudah terlihat cakep untuk jalan-jalan.





Berikut ini salah satu platform untuk belajar dan mencari pengetahuan tentang fashion atau ide padu padan kain tradisional yaitu platform laruna. Laruna menyajikan informasi lengkap, mengenai mix and match fashion, mengenai limbah pakaian, mengenai brand-brand fashion yang menjual baju dengan konsep timeless, dan membahas mengenai  slow fashion.


Penutup

Gempuran media sosial, dunia digital, influencer, ditambah lagi dengan program affiliate, endorsment. Hal tersebut secara tidak langsung, membuat manusia selalu merasa kurang, dan mulai membandingkan pakaian yang mereka kenakan dengan orang lain. Betapa hebohnya dunia affiliate Selalu menampilkan bagaimana murahnya harga suatu pakaian, kita bisa mendapatkan jutaan komisi dengan mempromosikan brand pakaian orang lain. Lalu bagaimana? apa hal ini harus dihentikan?. Bagimana dengan para penjual, bagaimana dengan perputaran ekonomi. Apa harus berhenti?.



Perputaran ekonomi tidak akan berhenti, kita bukan berarti tidak sama sekali membeli baju. Hanya saja, kita bertanya berkali-kali pada diri kita sendiri, sebelum membeli baju. Apakah kita benar-benar akan mengenakannya? Apakah tidak ada baju lain yang masih bisa aku kenakan? Apakah harus aku mengenakan baju baru untuk menghadiri acara, yang belum tentu satu tahun sekali.



Yang lebih penting, jika kita terus menerus mempromosikan baju lewat affiliate, mengenakan baju baru hanya untuk endorsment, review, dan mempengaruhi masyarakat lewat media sosial. Akan sangat banyak baju yang hanya jadi pajangan di almari. Berapa banyak, bumi harus berkorban untuk pajangan-pajangan baju kita yang belum tentu kita pakai. Jika kita terus membeli, apakah benar perekonomian akan terus berputar? Apakah bisa perekonomian terus berputar, sedangkan tempat yang kita huni, yaitu bumi. Semakin sakit, karena sumber dayanya kita eksploitasi. Alam yang fitrahnya tempat untuk manusia berlindung dan mencari makan menjadi tercemar karena limbah pakaian yang dibuat manusia. Mari lebih bijak, ekonomi juga tidak bisa berputar jika tempat yang kita huni sakit, sehingga tidak bisa memberikan manfaat dan tempat tinggal layak untuk manusia.

Normalisasi menggunakan baju bekas, beli baju preloved, atau ide kreatif memadu padakan kain tradisional. Karena kita manusia harus mempunyai rasa cukup, sehingga bumi bisa berusia lebih panjang dan memberikan banyak manfaat untuk kita.

Sumber :

https://goodstats.id/article/sampah-pakaian-makin-banyak-saatnya-sudahi-konsumsi-fast-fashion-

Podcast cerita nupi

Instagram putri marino

Canva

Website laruna

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun kebahagiaan keluarga dengan petualangan oreo wafer

Education is first step, for creating sustainable technology

Bisnis barang bekas jadi satset pakai kiriminaja