Empat manfaat sibling rivalry

Mempunyai dua anak jarak dekat, sudah pasti sangat kenal dengan yang namanya sibling rivalry. Sibling rivalry yaitu, persaingan atau konflik antar dua saudara. Mulai dari berebut mainan, makanan, air, dan banyak hal yang bisa membuat dua saudara ini berkonflik atau berebut.



Berdasarkan data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa jumlah anak prasekolah di Asia sebanyak 401 juta dan hampir 10 juta anak mengalami sibling rivarly. Data di Indonesia menunjukkan 36% kelahiran memiliki jarak yang kurang dari 3 tahun. 

Disclaimer dulu sebelumnya, karena tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya mempunyai dua anak jarak dekat. Ada satu sisi yang membuat mereka sering berebut dalam berbagai hal, ada juga satu sisi yang membuat mereka tertawa, menangis bersama, saling menyemangati, hingga bisa bermain bersama. Hanya saja, case ditulisan ini, ingin membahas lebih dalam mengenai konflik pada balita. Salah satunya yaitu sibling rivalry. 




Konflik adalah sesuatu yang natural. Konflik akan selalu ada, karena pada dasarnya kita akan selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, begitu juga dengan anak-anak. Ketika konflik tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa memicu dampak negatif keadaan psikis anak dan hubungannya dengan orang lain. Tetapi konflik juga bisa menjadi sesuatu yang positif apabila anak bisa menangani dan mengelolanya. 

Konflik dengan saudara

Memiliki saudara dan bahkan berkonflik dengan saudara ternyata memiliki efek positif bagi perkembangan anak di awal usianya. Anak dapat belajar membangun hubungan sosial yang lebih adaptif di kemudian hari. Mayoritas konflik yang terjadi antar saudara, disebabkan adanya kompetisi atas kepemilikan, tentu saja orang tua perlu membekali anak dalam proses penyelesaiannya. Jika dirasa memang sudah sangat membahayakan situasi kakak beradik ini, orang tua bisa terjun langsung untuk menyelesaikan masalah kakak beradik ini. Tetapi jika dirasa, kakak beradik masih dalam kondisi yang aman. Kita sebagai orang tua, berusaha untuk membekali si kakak harus bagaimana, si adik harus bagaimana, karena kemampuan menangani konflik merupakan salah satu kecerdasan emosional. 

Sibling rivalry walaupun artinya sering dikenal persaingan antar saudara, tetapi menurut saya ada beberapa hal positif yang disebabkan oleh sibling rivalry. 



Empati

Sibling rivalry walaupun terlihat seperti bertengkar dan berebut. Tetapi saya melihat hal ini, bisa menumbuhkan empati terhadap kedua anak saya. Tentu prosesnya, masing-masing anak berbeda-beda. 

Empati adalah kesadaran mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. 



Hal yang terjadi jika mereka berebut mainan yaitu, salah satu akan menarik dengan paksa terkadang sampai terjatuh, yang satunya lagi akan menangis. Proses awalnya saling mengejek jika tidak mendapatkan barang tersebut. Saya sebagai ibu terkadang ikut campur, jika kondisi pertengkarannya sudah membahayakan, tetapi jika masih di fase aman, akan saya biarkan. Belajar dari konsep dokter Mesty, yaitu siapa yang memegang mainan tersebut, maka dia yang memainkan sampai selesai. Awalnya masih terjadi perebutan diantara mereka itu biasa. Tetapi lambat laun, alhamdulillah mereka mau meminjamkan, berbagi, dan bergantian mainan. Mungkin hal ini muncul karena anak ini sudah bosan dengan mainan tersebut. Yang kedua karena muncul rasa, oh kasihan ya kakak atau adek gak biasa mainan, karena aku pakai terus. Yaudah aku mau meminjamkan mainan ini. 

Mengajarkan konsep Bergantian

Manfaat sibling rivalry yang kedua yaitu, kita bisa mengenalkan konsep sharing kepada anak-anak. Umumnya anak usia dua tahun, kesulitan untuk berbagi barangnya dengan orang lain. Karena mereka masih dalam tahap perkembangan kognitif yang mendasar, dimana mereka belum memahami sepenuhnya konsep berbagi dan kepemilikan. Mengajarkan konsep bergantian kepada anak-anak merupakan salah satu cara untuk mengenalkan sharing atau berbagi mainan kepada orang lain. 

Menghargai milik orang lain

Biasanya trik orang tua, ketika punya anak-anak yang beresiko untuk berebut barang. Salah satu cara orang tuanya dengan membelikan barang yang sama untuk kedua anak tersebut. Berdasarkan pengalaman pribadi, ternyata ya cara ini tidak selalu efektif. Ada saja celah untuk mereka berebut, walaupun barang yang dipegang sudah sama. Misal si adek lebih tertarik dengan yang dipegang kakaknya. Atau bisa jadi punya kakak udah rusak duluan, jadi maunya pinjam punya adek terus. Mungkin kita menjadi orang tua dipaksa untuk belajar terus. Kita coba ajarkan dan jelaskan kepada anak-anak, bersyukur dengan yang dipegang atau yang kita punya. Caranya dengan cara menjaga atau merawat barang kita, jika ternyata barang kita sudah rusak. Kita harus menghargai punya orang lain, seperti izin dulu kalau mau meminjam barang. 




Paham konsep meminta maaf

Sibling rivalry juga mengajarkan kepada anak-anak bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Bisa saja manusia berbuat salah, tetapi setelah itu kita meminta maaf dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Kasus dianak saya, konsep meminta maaf ini harus diulang berkali-kali ke anak saya yang lebih kecil, karena kebetulan anak saya yang paling kecil, suka gigit, suka mukul, dan sejenisnya. Sedangkan kakaknya sangat-sangat sensitif tidak tega untuk membalas adiknya, dan memilih menangis. Si kakak kita ajarkan bagaimana cara dia membela diri, saat disituasi seperti itu, dalam artian membalas adiknya dan memberitahu adiknya bahwa tidak boleh memukul. Sedangkan adiknya, kita ajarkan terus menerus untuk tidak boleh memukul dan meminta maaf kepada adiknya. 



Paham konsep memaafkan

Walaupun sebenarnya memaafkan ini tidak terlihat secara langsung kepada anak-anak, tetapi lama kelamaan, mereka akan paham dengan bagaimana kondisi hati, setelah memaafkan orang lain. Contohnya seperti anak saya yang pertama, terkadang bilang "aku gak mau mukul adek ma, soalnya adek udah minta maaf. " Tetapi untuk anak saya yang kedua, sampai saat ini saya masih mengajarkan ke anak kedua saya tentang konsep memaafkan. 


Pada akhirnya, sibling rivalry merupakan salah satu perjalanan berharga saya selama menjadi orang tua, bukan hanya anak-anak saja yang belajar, tetapi sebenarnya saya yang belajar banyak dari anak-anak. Baik itu, tentang minta maaf, memaafkan, berbagi dan berempati hingga mengontrol emosi. Kita bisa mengajarkan hal-hal diatas salah satu syaratnya juga, emosi kita juga dalam kondisi stabil. Jadi kalau anak-anak sedang berebut dan bertengkar kita bisa mengontrol emosi kita. 



Semoga ada hal baik, yang bisa dipetik dari tulisan ini, ingin tahu juga sebenernya, kalau orang tua yang punya anak jarak jauh, apakah anak-anak mereka mengalami sibling rivalry juga atau tidak?. Jika ada pro kontra mengenai tulisan saya ini, bisa tuliskan di kolom komentar ya bunda. 

 Sumber :

https://pijarpsikologi.org/blog/memahami-konflik-yang-terjadi-pada-anak

https://www.detik.com/bali/berita/d-6423902/empati-adalah-pengertian-manfaat-ciri-dan-contoh-perilakunya

jurnal.itkeswhs.ac.id

Klinikpintar.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Brilian dan Sepak Bola Cemerlang Indonesia

Jakarta Garden City Integrated Eco Township and The Largest Business District

8 ide bermain kakak adek jarak dekat