Bedanya Mengajar Dengan Mendidik

Banyak, sarjana pendidikan di negara Indonesia, terbukti dari setiap pembukaan pegawai negeri sipil baru, selalu ratusan ribu yang daftar dari 1-8 orang yang diambil. Bagi beberapa kaum wanita, memilih profesi sebagai guru adalah profesi yang bisa dibagi. Bisa dibagi waktunya, saat nanti sudah menjadi ibu rumah tangga, bisa dibagi dengan mengurus anak, bisa mengajari anak, dan saat anak libur sekolah, si ibu juga libur. Atau mungkin karena jurusan pendidikan, tidak perlu grade terlalu tinggi, untuk masuk ke jurusan tersebut. Atau bisa jadi, jurusan pendidikan tidak membutuhkan biaya yang cukup banyak.Tetapi mengapa, saat kita lulus, banyak yang tidak bekerja dibidang keguruan?. Mungkin karena faktor G, tidak bisa dipungkiri, walaupun uang bukan segala-galanya, tetapi kita masih membutuhkan uang, dan pada akhirnya banyak orang yang lebih memilih, kerja yang tidak sesuai dengan bidang yang digelutinya waktu kuliah, tetapi itu bukan masalah besar, anggap saja kita sedang memperbanyak pengalaman. Profesi guru pasti erat kaitannya dengan mengajar. Mengajar berbeda dengan mendidik, mengajar hanya menransfer ilmu, sedangkan mendidik mengajarkan kepada anak tentang ilmu kehidupan, mulai dari kejujuran, bertahan terhadap rintangan, mempunyai cita-cita, mengesampingkan ego, bertanggung jawab, disiplin, sabar, dan selalu berbuat baik kepada orang lain. Itu semua merupakan ilmu khusus yang tidak ada dalam suatu pelajaran, berhati-hatilah anda jika selalu menuntut murid anda untuk mendapatkan nilai 100, tetapi tidak pernah mengajarkan tentang kejujuran, berbahasa yang baik, disiplin, dan tanggung jawab. Sesekali memang kita perlu, menceritakan kepada anak didik kita, tentang sebuah masa lalu yang pedih hingga bisa menjadi bahagia karena suatu kedisiplinan. Seringkali ada anak yang malas, tetapi dia bisa mendapatkan nilai 100 dalam sebuah ujian atau mungkin ada yang belajar setiap hari, tetapi dia hanya mendapatkan nilai 70. Biasanya naluri seorang guru, lebih berpihak kepada anak yang mendapatkan nilai 70. Antara kecerdasan dengan kedisiplinan, 95% lebih bisa menjamin sukses adalah anak anak yang mempunyai disiplin yang bagus. Kecerdasan kognitif bisa dicari, tetapi kedisiplinan harus dilatih bertahun tahun. Saya selama ini mengajar di sekolah yang berbasis boarding, yang mana tempat tidur saya, tempat tinggal saya, selalu terlihat murid murid saya selama 24 jam, sebagai seorang panutan bagi murid-murid, harus bisa mencontohkan kepada anak anak mulai dari bangun tidur untuk sholat tahajud, selalu sholat 5 waktu di masjid, bersikap baik, dan juga tidak pacaran. Apakah itu hal yang mudah? padahal kehidupan saya harus berbagi kamar mandi dengan murid saya, dan selalu bertemu dengan mereka. Tetapi apakah itu juga sesuatu yang buruk? Bukan, sama sekali bukan, justru disini saya bersyukur, banyak hal yang harus membuat saya berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik. Memang seorang anak/murid, selalu membutuhkan contoh, bukan hanya nasehat. Jika mereka mendengarkan orang dewasa yang menasehati diri mereka, tetapi tidak bisa memberikan contoh, itu hanya akan menjadi petaka bagi orang dewasa tersebut "bisa berkata, namun tidak bisa melakukan". Anak-anak butuh role model. Pertanyaan selanjutnya, siapakah role model yang paling berperan dalam diri anak anak?, apakah guru?. Menurut saya, itu semua diawali dari orang tua mereka. Saya memang tidak pernah melakukan penelitian, saya hanya pengamat tingkah laku manusia. Rata-rata anak yang bermasalah, ternyata mereka juga mempunyai permasalahan di dalam kehidupan keluarga mereka. Apakah itu kedua orang tuanya bercerai? atau kedua orang tuanya tidak bisa membesarkan dia dengan baik, atau kedua orang tuanya selalu bertengkar di depan anaknya. Tidak ada memang sekolah ibu, atau sekolah menjadi orang tua. Padahal itu adalah tugas yang sangat penting. Karena ibu harus membesarkan seorang calon yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa. Jangan salahkan sekolah, jika anak anda, sudah masuk ke dalam sekolah yang bagus dan mahal, tetapi belum bisa berubah menjadi anak yang baik. Seorang ibu harus berusaha menjadi role model yang baik untuk anaknya begitu juga seorang guru, harus belajar cara mendidik anak mulai dari jujur, tidak egois, disiplin, dan rasa tanggung jawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun kebahagiaan keluarga dengan petualangan oreo wafer

Education is first step, for creating sustainable technology

Bisnis barang bekas jadi satset pakai kiriminaja